BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Akibat naiknya bahan bakar minyak (BBM) bersubsdi,
sebanyak 500 unit kapal ikan milik nelayan tradisionil berpangkalan di
Sei Deli Belawan sudah sepekan tidak melaut mencari ikan.
Ssementara itu sebanyak 1500 orang ABK ( anak buah kapalnya ) saat ini menganggur dan mereka minta pemerintahan Jokowi Dodo dan wakilnya Jusup Kala menurunkannya kembali harga BBM Solar tersebut seperti semula . Hal tersebut dikatakan para nelayan tradisionil Belawan , Minggu (23/11/2014).
Akibat naiknya harga BBM maka sebanyak 500 unit kapal ikan jaring Gembung ,pancing Cumi cumi dan jaring Udang tidak melaut karena tak mampu membeli BBM jika ada pun para nelayan tidak bisa membelinya, karena pada umunya BBM tersebut dikuasai oleh Mafia BBM menyalurkankan ke Industri yang ada di Medan katanya .
Ratusan unit kapal ikan mereka terpaksa disandarkan/ ditambat disepanjang Sungai Deli , sedangkan para ABK kapal yang jumlahnya 1500 orang itu saat ini mengnggur dan nyaris tak bisa menghidupi keluarganya .
Keluhan 1500 orang ABK kapal ikan tersebut disampaikan oleh Dian Sahputra Hasibuan dan Abdul Rahim mewakili teman temannya para nelayan tradisionil yang berpangkalan di bantaran Sei Deli Belawan . Itu baru para ABKnya saja dan jika digabungkan setiap ABK memiliki 2 orang anak dan satu istri maka jumlahnya sebanyak 3 dikali 500 maka 4500 orang yang bakalan mati kelaparan akibat dari kenaikan harga BBM.
Selama sepekan ini kata Abdul Rahim , mereka terpaksa menjual harta benda mereka untuk dipergunakan makan kelurganya dan malahan setiap ABK kapal kini berutang sama rentenir yang setiap saat menemui mereka dan ini adalah kesempatan para rentenir tersebut.
Para nelayan tradisionil yang jumlahnya 150 tersebut minta pihak pemerintahan Joko Widodo dan Jusup Kala segera menurunkan harga BBM tersebut , jika harga BBM tersebut tidak segera diturunkan maka puluhan ribu nelayan tradisionil yang ada di Medan khususnya di Medan Utara ini akan mati kelaparan dan tinggal menguburkan saja (Nur/Blwn)
Ssementara itu sebanyak 1500 orang ABK ( anak buah kapalnya ) saat ini menganggur dan mereka minta pemerintahan Jokowi Dodo dan wakilnya Jusup Kala menurunkannya kembali harga BBM Solar tersebut seperti semula . Hal tersebut dikatakan para nelayan tradisionil Belawan , Minggu (23/11/2014).
Akibat naiknya harga BBM maka sebanyak 500 unit kapal ikan jaring Gembung ,pancing Cumi cumi dan jaring Udang tidak melaut karena tak mampu membeli BBM jika ada pun para nelayan tidak bisa membelinya, karena pada umunya BBM tersebut dikuasai oleh Mafia BBM menyalurkankan ke Industri yang ada di Medan katanya .
Ratusan unit kapal ikan mereka terpaksa disandarkan/ ditambat disepanjang Sungai Deli , sedangkan para ABK kapal yang jumlahnya 1500 orang itu saat ini mengnggur dan nyaris tak bisa menghidupi keluarganya .
Keluhan 1500 orang ABK kapal ikan tersebut disampaikan oleh Dian Sahputra Hasibuan dan Abdul Rahim mewakili teman temannya para nelayan tradisionil yang berpangkalan di bantaran Sei Deli Belawan . Itu baru para ABKnya saja dan jika digabungkan setiap ABK memiliki 2 orang anak dan satu istri maka jumlahnya sebanyak 3 dikali 500 maka 4500 orang yang bakalan mati kelaparan akibat dari kenaikan harga BBM.
Selama sepekan ini kata Abdul Rahim , mereka terpaksa menjual harta benda mereka untuk dipergunakan makan kelurganya dan malahan setiap ABK kapal kini berutang sama rentenir yang setiap saat menemui mereka dan ini adalah kesempatan para rentenir tersebut.
Para nelayan tradisionil yang jumlahnya 150 tersebut minta pihak pemerintahan Joko Widodo dan Jusup Kala segera menurunkan harga BBM tersebut , jika harga BBM tersebut tidak segera diturunkan maka puluhan ribu nelayan tradisionil yang ada di Medan khususnya di Medan Utara ini akan mati kelaparan dan tinggal menguburkan saja (Nur/Blwn)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !